Sesungguhnya kita di tuntut untuk terus menerus melakukan pendekatan kepada Allah,walaupun kita harus memecah badai cobaan atau melintasi lautan ujian-Nya. Perjuangan cinta ini hanya bisa di lakkukan oleh mereka yang berjiwa revolusioner, yaitu mereka yang bertekad melakukan revolusi cinta.
Apa itu revolusi cinta? Revolusi cita adalah usaha keras
untuk melakukan perbuatan baik yang tidak sembarang orang bisa melakukannya karena
dalam melakukannya diperlukan cinta yang luar biasa. Apa contohnya? Contohnya
adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita. Hal ini sangat
berat dilakukan karena biasanya kita lebih suka berbbuat baik kepada orang yang
berbuat baik kepada kita.
Sessungguhnya ajaran untuk melakukan revolusi cinta telah
diisyaratkan dalam beberapa hadits Nabi Saw.. salah satunya adalah dalam sabda
beliau,
“Bersikap bijaklah kepada orang yang berbuat bodoh kepada
kamu. Ampunilah orang yang berbuat aniaya kepada kamu. Berilah hadiah kepada
orang yang mendiskriminasikanmu. Jalinlah katan tali silaturahmi dengan orang
yang memutuskan silaturahmi denganmu.”(HR
Thabrani)
Bayangkan, dalam satu hadits inni ada empat tindakan revolusioner
yang diperintahkan Nabi Saw. kepada kita untuk melakukannya. Pertama, bersikap
bijak kepada orang yang berbuat bodoh kepada kamu. Kedua, ampunilah orang yang
berbuat aniaya kepada kamu. Ketiga, berilah hadiah kepada orang yang
mendiskriminasikanmu. Keempat, jalinlah ikatan tali silaturahmi dengan orang
yang memuttuskan tali silaturahmi denganmu.
Tindakan-tindakan revolusioner ini adalah perintah Nabi
Muhammad Saw. kepada kita semua dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Pasalnya, Allah telah memerintahkan kita untuk mengikuti perintah Nabi Muhammad
Sawdan meneladani beliau jika kita benar-benar mencintai Allah. Firman Allah,
“Katakanlah,’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah maha pengampun lagi maha Penyayang.’” (QS Ali Imran:31)
Jika kita terus-menerus berusaha mendekatkan diri kepada
Allah, kelak kita akan mendapatkan cinta Allah. Apabila kita mendapat cinta
Allah, maka di hati kita senantiasa ada kesadaran akan kebersamaan Allah. Ridha
Allah senantiasa ada menyertai perbuatan kita sehingga kita selalu terjaga
dalam perlindungan-Nya. Nabi Saw. bersabda,
“Allah berfirman, ‘Dan tidaklah hamnba-Ku itu terus
mendekatkan diri kepada-Ku hingga Aku mencintainya. Apabila Aku cinta padanya,
makaAku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi
penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia
memegang,dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Apabila dia memohon
kepada-Ku, maka Aku pasti memberinya. Apabila dia meminta ampun kepada-Ku, maka
Aku pasti mengampuninya.’” (HR Bukhari)
Adapun puncak dari revolusi cinta adalah teertanamnya
rasa cinta kepada Allah dengan sangat kuat melebihi rasa cinta kepada
selain-Nya, meski itu rasa cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri,
keluarga, harta, dan rumah. Rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya hendaknya
selalu berada diatas rasa cinta kepada selain mereka. Jika tidak demikian, maka
Allah sudah mempersiapkan sanksinya. Hal inni sebagaimana firman Allah,
“Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu,
istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang
kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai
lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalanNya, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” (QS At-Taubah:24)
Sesungguhnya barang siapa yang mencintai Allah dan
Rasul-Nya maka titdak ada kekhawatiran di hatinya mengenai orang-orang yang
mereka cintai. Pasalnya Allah dan Rasul-Nya tidak pernah menyuruh kita untuk
bertidak zalim kepada siapapun, justru kita disuruh untyk menngasihi setiap
makhluk di bumi. Bahkan, Allah kelak akan mempertemukan kita dengan orang-orang
yang kita cintai di surga-Nya. Firman Allah,
“Surga Adn.mereka masuk ke dalamnyabersama dengan
orang-orang yang saleh dari orangtuanya, istri-istrinya, anak-cucubya,
sedangkan malaikat masuk ke tempat-tempat merreka dari semua pintu sambil
mengucapkan, ‘Shalamun ‘alaikum bima shabarthum.’ Maka, alangkah baiknya tempat
kesudahan itu,”(QS Ar-Rad:23-24)