Minggu, 13 Januari 2013

Janganlah Melampaui Batas



== Janganlah Melampaui Batas==
                “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs 5:87)
          Kerapkali kita mendengar kata berlebihan, melampaui batas yang kaitannya baik berupa menghambur-hamburkan sesuatu yang kurang manfaat entah dalam bentuk koleksi suatu barang, konsumsi suatu makanan, minuman, suatu obat(ramuan/0, maupun kecintaan terhadap sesuatu baik duniawi, materi maupun kecintaan makhluk selain Allah SWT & Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Semua ragam bentuk tersebut tidak lain jika digunakan, diperlakukan secara berlebihan, maka hal tersebut merupakan kategori melampaui batas.
          Sesungguhnya Allah sudah memberikan peringatan, pemahaman, pembelajaran kepada setiap hamba-Nya yang berpikir agar janganlah berlebihan dan melampaui batas dalam menyikapi maupun melakukan segala sesuatunya. Di dalam Al-Qur’an tercatat 26 kali Allah SWT memberikan perumpamaan maupun peringatan agar jangan melampaui batas. “Sesungguhnya manusia itu banyak sekali lalainya.” Mungkin ada beragam puluhan, ratusan kali sinyal yang kerap menghampiri, dating dan lambat laun pergi di episode kehidupan kita selama ini. Namun, kita kerap tidak menyadarinya. Sihingga definisi orang bijak berkata penyesalan itu selalu datang terlambat adalah benar adanya.
          Bukankah Allah paling sering bersumpah dengan waktu: La uqsimu bi yaumil qiyamah. Kami bersumpah dengan hari kiamat. (QS. Al-Qiyamah 1), Wallaili adza yaghsya, wannahari idza tajalla. Demi malam apabila gelap dan demi siang apabila terang benderang. (QS. Al-lail 1-2). Dalam surat Al-`Ashr ini Allah bersumpah dengan waktu : Wal-`Ashr.
Bukankah segala sesuatu yang melampaui batas itu tidaklah baik??
          Sebagai contoh makanan yang dikonsumsi secara berlebihahn dan melaapaui batas normat akan berdampak tidak baik (menimbulkan penyakit), akan menimbulkan racun pada tubuh. Tidak hanya dalam makanan, dalam hal ekstrem ibadah yang berlebihan pun sejarah pernah mengisahkan.. Rasulullah tidak membernarkan setiap ekstrem dalam beribadah, sehingga seseorang melupakan kewajiban terhadap keluarga dann masyarakat. Dikisahkan suatu ketika nabi mendapat laporan bahwa sejumlah sahabatnya telah alrut demikian rupa dalam beribadah. Ada yang ingin salat sepanjang malam dan berpuasa setiap hari. Nabi kemudian mengumpulkan mereka ke masjid.
          Dalam hal mencintai makhluk pun, kita diajarkan tidak boleh terlalu mencintai makhluk selain daripada Allah SWT, Rasulullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu (HR. Al-Tirmidzi).
          Namun, mengapa semua hal tersebut dapat terjadi dan seseorang kerap tidak atau belum mengetahuinya didasarkan kacamata penilaian seorang manusia ??
          Tentunya ada hijab dalam qolbu kita yang menghalangi, sehingga kita tidak bisa menemukan hikmah, petunjuk, sentuhan qolbu pada diri kita. Kita selalu berdo’a, beribadah sepanjang hari. Namun,, masih saja kita kerap lalai.
          Dimanakah sami`na wa atho`na [QS.An-Nur ayat 51] (kami dengar, dan kami taat )?? Apakah hanya berupa sebuah ungkapan.. bukanlah sebuah tindakan dan solusui agar menghindari dari segala sesuatu yang melampaui batas.
          Hal ini jika dijabarkan secara luas, tidak mencakup hanya dalam suatu aktivitas, dalam beribadah, dalam memperlakukan/menyikapi segala suatu kejadian dalam episode kehidupan pun kerap kali diitemui ungkapan “Tau&Mengerti, akan tetapi tidak bisa..”
          Kesimpulan dari mentadaburi makna janga melampaui bata, adalah manusia jangan lalai terhadap sesuatu hal apapun, jangan pula manusia berhenti menuntut ilmu hingga akhir hayat tiba dan kerap selalu berdoa memohon petunjukkepada Allah agar diberikan hikkmah, hidayah, dan diberikan hati bercahaya  yang peka terhadap sinyal dan sunnatullah yang telah Allah tentukan dan syariatkan dalam kehidupan dunia yang sementara ini.
          Semoga kita semua termasuk hamba beruntung yang taat, peka terhadap perintah dan larangan Allah yang berlaku dari seluruh unsur kehidupan baik dalam pola ibadah, pola kerja, pola konsumsi, maupun pola melakukan, menyikapi segala sesuatu berdasarkan ketentuan Allad dan sunnatullah, sunnah rasul.. Insya Allah…