== Janganlah Melampaui Batas==
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu,
dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.” (Qs 5:87)
Kerapkali kita mendengar kata
berlebihan, melampaui batas yang kaitannya baik berupa menghambur-hamburkan
sesuatu yang kurang manfaat entah dalam bentuk koleksi suatu barang, konsumsi
suatu makanan, minuman, suatu obat(ramuan/0, maupun kecintaan terhadap sesuatu
baik duniawi, materi maupun kecintaan makhluk selain Allah SWT & Nabi
Muhammad Rasulullah SAW. Semua ragam bentuk tersebut tidak lain jika digunakan,
diperlakukan secara berlebihan, maka hal tersebut merupakan kategori melampaui
batas.
Sesungguhnya Allah sudah memberikan
peringatan, pemahaman, pembelajaran kepada setiap hamba-Nya yang berpikir agar
janganlah berlebihan dan melampaui batas dalam menyikapi maupun melakukan
segala sesuatunya. Di dalam Al-Qur’an tercatat 26 kali Allah SWT memberikan
perumpamaan maupun peringatan agar jangan melampaui batas. “Sesungguhnya
manusia itu banyak sekali lalainya.” Mungkin ada beragam puluhan, ratusan kali
sinyal yang kerap menghampiri, dating dan lambat laun pergi di episode
kehidupan kita selama ini. Namun, kita kerap tidak menyadarinya. Sihingga definisi
orang bijak berkata penyesalan itu selalu datang terlambat adalah benar adanya.
Bukankah Allah paling sering bersumpah
dengan waktu: La uqsimu bi yaumil qiyamah. Kami bersumpah dengan hari kiamat.
(QS. Al-Qiyamah 1), Wallaili adza yaghsya, wannahari idza tajalla. Demi malam
apabila gelap dan demi siang apabila terang benderang. (QS. Al-lail 1-2). Dalam
surat Al-`Ashr ini Allah bersumpah dengan waktu : Wal-`Ashr.
Bukankah segala
sesuatu yang melampaui batas itu tidaklah baik??
Sebagai contoh makanan yang dikonsumsi
secara berlebihahn dan melaapaui batas normat akan berdampak tidak baik
(menimbulkan penyakit), akan menimbulkan racun pada tubuh. Tidak hanya dalam
makanan, dalam hal ekstrem ibadah yang berlebihan pun sejarah pernah
mengisahkan.. Rasulullah tidak membernarkan setiap ekstrem dalam beribadah,
sehingga seseorang melupakan kewajiban terhadap keluarga dann masyarakat. Dikisahkan
suatu ketika nabi mendapat laporan bahwa sejumlah sahabatnya telah alrut
demikian rupa dalam beribadah. Ada yang ingin salat sepanjang malam dan
berpuasa setiap hari. Nabi kemudian mengumpulkan mereka ke masjid.
Dalam hal mencintai makhluk pun, kita
diajarkan tidak boleh terlalu mencintai makhluk selain daripada Allah SWT,
Rasulullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja
suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya
karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu (HR. Al-Tirmidzi).
Namun, mengapa semua hal tersebut
dapat terjadi dan seseorang kerap tidak atau belum mengetahuinya didasarkan
kacamata penilaian seorang manusia ??
Tentunya ada hijab dalam qolbu kita
yang menghalangi, sehingga kita tidak bisa menemukan hikmah, petunjuk, sentuhan
qolbu pada diri kita. Kita selalu berdo’a, beribadah sepanjang hari. Namun,,
masih saja kita kerap lalai.
Dimanakah sami`na wa atho`na
[QS.An-Nur ayat 51] (kami dengar, dan
kami taat )?? Apakah hanya berupa sebuah ungkapan.. bukanlah sebuah
tindakan dan solusui agar menghindari dari segala sesuatu yang melampaui batas.
Hal ini jika dijabarkan secara luas,
tidak mencakup hanya dalam suatu aktivitas, dalam beribadah, dalam
memperlakukan/menyikapi segala suatu kejadian dalam episode kehidupan pun kerap
kali diitemui ungkapan “Tau&Mengerti,
akan tetapi tidak bisa..”
Kesimpulan dari mentadaburi makna
janga melampaui bata, adalah manusia jangan lalai terhadap sesuatu hal apapun,
jangan pula manusia berhenti menuntut ilmu hingga akhir hayat tiba dan kerap
selalu berdoa memohon petunjukkepada Allah agar diberikan hikkmah, hidayah, dan
diberikan hati bercahaya yang peka terhadap
sinyal dan sunnatullah yang telah Allah tentukan dan syariatkan dalam kehidupan
dunia yang sementara ini.
Semoga kita semua termasuk hamba
beruntung yang taat, peka terhadap perintah dan larangan Allah yang berlaku
dari seluruh unsur kehidupan baik dalam pola ibadah, pola kerja, pola konsumsi,
maupun pola melakukan, menyikapi segala sesuatu berdasarkan ketentuan Allad dan
sunnatullah, sunnah rasul.. Insya Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar